Cara Mengatasi Kecanduan Game Online pada Anak

Misalnya, jika anak terbiasa bermain selama lima jam sehari, kurangi durasi bermainnya menjadi empat jam, lalu tiga jam, hingga mencapai waktu yang ideal. Pastikan untuk bersikap konsisten dalam menerapkan aturan ini. Menggunakan alat bantu seperti aplikasi kontrol waktu pada perangkat anak juga dapat membantu orang tua memantau durasi bermain.

Tips: Jadikan waktu bermain game sebagai reward setelah anak menyelesaikan tugas sekolah atau pekerjaan rumah, sehingga mereka belajar mengelola waktu dengan baik.

Dengan cara ini, orang tua dapat lebih mudah memantau aktivitas anak saat bermain game. Selain itu, keberadaan orang tua atau anggota keluarga lain di sekitar dapat membantu mengurangi intensitas bermain anak, karena mereka cenderung merasa diawasi.

Tips: Jadwalkan waktu khusus untuk bermain bersama keluarga, seperti bermain game papan atau aktivitas lain yang melibatkan seluruh anggota keluarga, untuk menggantikan waktu bermain game online anak.

Ajarkan anak untuk mencoba kegiatan seperti:

Dengan memberikan alternatif yang menyenangkan, anak akan perlahan-lahan mengurangi ketergantungan mereka pada game online.

Tips: Berikan penghargaan kecil, seperti pujian atau hadiah, ketika anak berhasil menyelesaikan aktivitas baru mereka dengan baik, sehingga mereka merasa dihargai.

Langkah-langkah yang bisa dilakukan:

Interaksi sosial ini tidak hanya membantu anak melepaskan diri dari kecanduan game, tetapi juga meningkatkan keterampilan komunikasi dan empati mereka terhadap orang lain.

Tips: Jadilah contoh bagi anak dengan aktif bersosialisasi dan mengurangi penggunaan perangkat digital selama waktu bersama keluarga.

Beberapa aktivitas yang bisa dicoba:

Ketika anak menemukan aktivitas yang benar-benar mereka nikmati, mereka akan lebih fokus pada pengembangan diri daripada menghabiskan waktu di depan layar.

Tips: Temani anak selama proses eksplorasi ini untuk menunjukkan dukungan penuh, sehingga mereka merasa termotivasi.

Kumpulan Berita Anak Kecanduan Game Online Terbaru Dan Terkini

Sabtu, 20 November 2021 | 19:32 WIB

© 2024 Trans Media, CNN name, logo and all associated elements (R) and © 2024 Cable News Network, Inc. A Time Warner Company. All rights reserved. CNN and the CNN logo are registered marks of Cable News Network, Inc., displayed with permission.

Bermain video game memang menyenangkan, terutama bagi anak-anak yang jenuh dengan pekerjaan rumah. Namun, mereka dapat menyebabkan kecanduan.

© 2024 Trans Media, CNN name, logo and all associated elements (R) and © 2024 Cable News Network, Inc. A Time Warner Company. All rights reserved. CNN and the CNN logo are registered marks of Cable News Network, Inc., displayed with permission.

Bermain game adalah salah satu aktivitas yang sering dilakukan untuk mengisi waktu luang. Dalam perkembangannya, game online menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang, termasuk anak-anak. Game online hadir dengan berbagai genre seperti aksi, puzzle, hingga simulasi yang menarik minat anak-anak untuk terus memainkannya. Namun, di balik kesenangan yang ditawarkan, game online juga menyimpan bahaya, terutama jika dimainkan secara berlebihan hingga menimbulkan kecanduan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan telah mengklasifikasikan kecanduan game sebagai salah satu gangguan mental atau mental disorder. Hal ini menunjukkan bahwa kecanduan game adalah masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama bagi anak-anak yang masih berada dalam tahap perkembangan. Artikel ini akan membahas bahaya kecanduan game online pada anak, cara mengatasinya, serta dampak positif yang dapat diambil jika game dimainkan dengan bijak.

Dampak Positif Bermain Game Online

Meski memiliki banyak dampak negatif, game online juga memiliki sisi positif jika dimainkan dengan bijak. Berikut beberapa manfaat yang bisa diambil:

Misalnya, game seperti Minecraft mendorong pemain untuk membangun struktur kompleks, yang membutuhkan perencanaan, logika, dan inovasi. Selain itu, game dengan elemen teka-teki seperti Portal atau The Witness mengasah kemampuan berpikir kritis dan logis.

Studi yang dilakukan oleh University of Rochester menunjukkan bahwa bermain game aksi dapat meningkatkan kemampuan visual, seperti deteksi gerakan dan identifikasi detail kecil, yang berguna dalam berbagai situasi kehidupan nyata.

Game kompetitif seperti FIFA atau Mobile Legends mendorong pemain untuk menghormati aturan dan lawan mereka. Hal ini dapat membantu membangun karakter yang lebih sportif dan toleran, yang sangat penting untuk kehidupan sosial.

Lebih jauh lagi, anak yang bermain game dalam tim belajar untuk berkomunikasi dengan baik, bekerja sama, dan mendukung anggota tim lainnya. Nilai-nilai ini dapat diterapkan di lingkungan sekolah maupun di tempat kerja di masa depan.

Dengan memanfaatkan elemen interaktif, game-game ini membantu anak memahami konsep yang sulit dengan cara yang menarik dan menyenangkan.

Kemampuan menyelesaikan masalah ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Anak yang terbiasa memecahkan masalah di dalam game akan lebih percaya diri ketika menghadapi tantangan nyata, baik di sekolah maupun di rumah.

Kreativitas ini tidak hanya terbatas pada dunia virtual. Banyak anak yang terinspirasi untuk menggambar, menulis cerita, atau bahkan mempelajari pemrograman setelah bermain game. Dengan kata lain, game dapat menjadi pintu gerbang untuk mengeksplorasi minat baru.

Selain itu, game dengan elemen desain atau seni, seperti Animal Crossing atau Planet Zoo, mendorong pemain untuk berpikir kreatif dalam menciptakan sesuatu yang estetis sekaligus fungsional.

Kecanduan game online pada anak adalah masalah yang perlu diatasi dengan serius karena dampaknya dapat memengaruhi kesehatan fisik, mental, dan sosial anak. Orang tua memiliki peran penting dalam membimbing anak untuk mengelola waktu bermain game secara bijak.

Dengan membatasi durasi bermain, mengarahkan anak pada aktivitas yang bermanfaat, dan memberikan pengawasan yang tepat, dampak negatif kecanduan game dapat diminimalkan. Di sisi lain, jika dimainkan secara seimbang, game online juga dapat memberikan manfaat positif bagi perkembangan anak, seperti meningkatkan kreativitas, kemampuan berpikir, dan sportivitas.

Pendekatan yang tepat akan membantu anak mendapatkan pengalaman yang seimbang antara hiburan dan pengembangan diri. Dengan demikian, potensi bahaya kecanduan game online dapat dihindari, sementara manfaat positifnya tetap bisa dirasakan.

LAMPUNG, KOMPAS.TV - Beredar video dengan narasi seorang anak yang menjadi orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ, setelah kecanduan game online.

Namun, setelah ditelusuri tim menemukan video tersebut merupakan video yang dibuat menggunakan filter video crazy eyes.

Baca Juga: Cara Menghemat Gas dengan Mengelem Karet Segel | NEWS OR HOAX

Terlihat dalam video, bola mata anak tersebut tidak memiliki arah yang sama bahkan berputar tidak teratur. Hal ini terjadi jika seseorang menggunakan filter crazy eyes dalam merekam diri mereka.

Diketahui pembuat video pun telah menyatakan bahwa dia membuat video dengan fitur filter crazy eyes di media sosial.

Baca Juga: Iptu Rudiana Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Pembunuhan Vina dan Eky | NEWS OR HOAX

Jadi, video yang diklaim seorang anak yang menjadi orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ, setelah kecanduan game online adalah tidak benar atau hoaks.

Seorang anak bermain game online di salah satu warung internet (warnet) di kawasan Duren Sawit, Jakarta, Senin (23/7). Kecanduan game online atau gaming disorder dapat berisiko pada penurunan kosentrasi belajar, daya ingat. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Rabu, 20 Desember 2023 | 14:36 WIB

© 2007 - 2024 Okezone.com,

Bahaya Kecanduan Game Online pada Anak

Vitamin D sangat penting terutama pada masa pertumbuhan anak. Orang tua perlu mendorong anak-anak untuk meluangkan waktu bermain di luar ruangan agar kebutuhan vitamin D mereka terpenuhi secara alami.

Solusinya adalah mengajarkan anak untuk menjaga postur tubuh yang baik saat bermain, mengambil jeda istirahat setiap 30 menit, dan melakukan peregangan ringan secara berkala.

Untuk mencegah masalah ini, orang tua dapat menerapkan aturan 20-20-20: setiap 20 menit, anak harus melihat objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Selain itu, penggunaan kacamata anti-radiasi juga dapat membantu melindungi mata anak.

Orang tua perlu menetapkan batas waktu bermain game, terutama pada malam hari. Pastikan anak memiliki rutinitas tidur yang teratur untuk menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran mereka.

Solusi yang dapat dilakukan adalah mengurangi waktu bermain game, menggunakan alat bantu ergonomis, dan mengajarkan anak pentingnya istirahat untuk mengurangi tekanan pada pergelangan tangan.

Orang tua perlu mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas fisik, seperti bermain olahraga atau berjalan-jalan di taman. Aktivitas ini tidak hanya baik untuk kesehatan tubuh tetapi juga membantu anak mengembangkan keterampilan sosial mereka.

Untuk mengurangi dampak ini, orang tua dapat memilih game yang bersifat edukatif dan mengawasi waktu bermain anak. Mengajarkan anak untuk berinteraksi dengan orang lain juga penting untuk mengembangkan kecerdasan emosional mereka.

Untuk mengatasi hal ini, orang tua perlu membatasi waktu bermain game dan mengarahkan anak ke aktivitas yang dapat meningkatkan konsentrasi, seperti membaca buku atau bermain permainan edukatif.